Minggu, 25 Mei 2008

SEMINAR NASIONAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN


Gatot Willyams

Aksi Tanggal 12 – 2 - 2008
SEMINAR NASIONAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN

Tanggal 11 – 2 – 2008, pada malam hari kami berkumpul bersama untuk mendiskusikan apa yang dilakukan besok tanggal 12 pada saat seminar nasional perkebunan kelapa sawit tersebut berlangsung. Kawan-kawan yang diundang untuk bersama-sama mendiskusikan hal tersebut diatas yaitu Dari Mitra Insani [lili & Print], Masyarakat Runtu [Sapuani beserta temannya yang waktu itu nginep di tempat bapak andreas udang], Masyarakat Barito Utara [Arbani & Hj.Miskanah], Masyarakat Kapuas, Jari [Akri], Pokker [Uban & Dimas], serta SOB [Udin, Gatot, & Ipeh].

Tanggal 12 – 2 – 2008, kami masing-masing diatas berangkat menghadiri seminar tersebut dengan cara tidak berbarengan dan pada saat memasuki gedung pertemuan kami masing-masing memencarkan diri (berdasarkan strategi yang didiskusikan kami sebelum aksi). Tak lama kemudian seminar dimulai dan dibuka oleh Pak Gubernur Kalteng, Sekaligus Pidatonya tentang visi dan misi seminar sawit tersebut.

Sekitar kurang lebih 15 menit Pak Gubernur menyampaikan pidatonya kami pun langsung secara dadakan untuk mengibarkan Spanduk yang bertuliskan Sawit Merusak Hutan, Merampas Tanah Rakyat, dan Melanggar HAM. Solusinya : Stop Ekspansi Baru, Tuntaskan Masalah Yang Terjadi, dan Cabut Izin Bermasalah”. Suasana seminar dan para undangan sempat tegang melihat aksi diam-diam yang kami lakukan itu. Dan para panitia seminarpun berusaha untuk merampas spanduk dan sangat marah sekali dengan yang kami lakukan itu dan bahkan dari pihak petugas keamanan dari Kepolisian pun turut berusaha untuk mengamankan agar spanduk itu dibawa keluar ruangan seminar. Pihak Panitia bertanya dengan nada amarahnya ”apakah aksi ini sudah ada dikoordinasikan [ijin] dengan pihak terkait..??, Dan Pihak Polisi Juga tetap berusaha untuk mengamankan spanduk. Tapi kami yang memegang spanduk itu tidak berbicara sekata pun dan tetap erat memegangi spanduk..

Pak Gubernur : ” Pak Polisi Biarkan Mereka Melakukan Aksinya, Ini Urusan dengan saya bukan urusan Pak Polisi ucap Pak Teras. N

Dan akhirnya pak polisi dan beberapa panitia seminar itu memberi kebebasan kepada kami untuk melakukan aksi damai tersebut sesuai dengan instruksi Gubernur.

Pak Gubernur Bertanya ”siapa koodinatornya..?? juga meminta kepada kami agar spanduknya dibawa maju kedepan dan kalau sampai tiga saya hitung tidak maju, maka aksi yang dilakukan ini ”bertolak belakang dengan saya”. Dan akhirnya kami pun Maju kedepan dan beliau mengatakan ”Nah Ini Yang Saya Suka, ada kreatif untuk menyampaikan aspirasinya” inilah Demokrasi tambahNYA. Dan ini juga untuk memudahkan saya mencari solusi dalam menyelesaikan masalah ucapnya.

Beberapa menit kemudian setelah kami menempelkan spanduk tersebut di depan kamipun keluar ruangan dan tidak mengikuti alur proses berlangsungnya acara seminar tersebut [sesuai dengan susunan rencana kami sebelum melakukan aksi], karna kalau kami mengikuti sampai berakhirnya acara tersebut itu sama artinya kami pun ikut ketok palu dalam mendukung rencana pemerintah.

Diluar ruangan kami pun diminta keterangan dari beberapa wartawan media cetak maupun elektronik untuk memberikan penjelasan berhubungan dengan aksi yang dilakukan itu.

Yang Mewakili wawancara dengan wartawan adalah :

1. Subahani [Pokker-SHK Kalteng]

2. Arbani [Masyarakat Barito Utara]

3. Hj. Miskanah [Masyarakat Barito Utara]

Tidak ada komentar: